Casino393 – Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat, Sudrajat-Ahmad Syaikhu, mengakui bahwa elektabilitas mereka tak setinggi pasangan kandidat lain seperti Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum dan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi.
Pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu tak minder dengan kondisi itu, meski hampir semua lembaga survei tidak ada yang mengunggulkan mereka. Mereka meyakini ada momen tepat kelak untuk membalikkan situasi, seperti halnya pengalaman Ahmad Heryawan dalam dua pilkada Jawa Barat pada 2008 dan 2013.
"Kita memang enggak pernah nomor satu, enggak dianggap; yang diunggulkan itu pasangan lain. Waktu dua periode lalu (dua pilkada sebelumnya) juga sama. Enggak apa-apa mending begitu, tapi menang," kata Ketua tim pemenangan Sudrajat-Syaikhu, Haru Swandaru, di Bandung beberapa waktu lalu.
Berdasarkan hasil survei terbaru, elektabilitas Sudrajat-Syaikhu hanya 11,4 persen dibandingkan pasangan terdekatnya Tubagus Hasanuddin-Anton Charliyan yang sebesar 19,50 persen.
Swandaru meyakini tetap ada peluang untuk membalikkan situasi sehingga mampu memenangi pilkada di provinsi dengan populasi 43 juta jiwa itu. Dia membagi waktu menentukan dalam rangkaian pilkada itu menjadi empat masa, yaitu masa kampanye, seminggu sebelum pemungutan suara, masa tenang, dan hari pemungutan suara atau pencoblosan.
Sekarang memasuki masa kampanye namun, diakui Swandaru, memang belum ada momentum baik bagi pasangan Sudrajat-Syaikhu. Mereka mengharapkan ada peluang bagus untuk mengubah keadaan di saat-saat terakhir yang diibaratkan injury time dalam pertandingan sepak bola.
"Yang bahaya, tuh, kan goal di masa injury time. Kita itu incar goal di injury time," katanya.
Masalahnya cuma satu, kata Swandaru, yaitu ada upaya untuk merusak citra pasangan Sudrajat-Syaikhu gara-gara didukung PKS. "Sekarang kan ada pihak mengaitkan PKS dan koalisinya seolah tidak mencintai NKRI; tidak toleran." Namun, dia menegaskan, "Kami tidak akan gentar dengan hal semacam itu."
Komentar
Posting Komentar